Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Di Antara Gerbang dan Kerikil Tajam

Kepada Para Penjaga Palang Kereta: Sebab apa engkau bertahan pada bising yang memekakkan genderang telinga? Saat usia-usia dipasrahkan jatuh pada besi tua yang semakin tak terlihat ujung takdirnya. Sedang peluh dan keluh engkau, Hanya boleh didengar oleh polusi dan egoisme pengendara. Terimakasih karena telah menjaga pejammu dari malam yang begitu menggoda. Dari angin yang tak permisi merasuk, mematikan pembuluh nadi dan aorta. Terimakasih karena telah bersedia menjadi penolong ribuan -atau bahkan jutaan- nyawa. Karena kuat engkau, jembatan bagi mereka dan keluarga untuk kembali bertatap mata. Karena mungkin engkaupun sudah mulai lupa sesiapa saja anak-cucumu yang menunggu engkau di rumah. (Stasiun Pasar Senen. 21:30)