Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Perempuan Langit

: untuk sahabat kecil Aku menunggumu pagi itu dalam rebah Pada dasar yang tak menjauhkan kita dari rasa tabah. Aku, kamu, meja, dan kursi yang menemani tanpa menghakimi Di antara kaki-kaki kayu yang menyelipkan haru Kita tak percaya telah melesati puluhan tahun cahaya, bersama. Dan sayapmu telah lebih dahulu sampai Pada satu hari saat semua kegelisahan tergadai. Sedang aku masih saja terjejak merana tak berdaya Melafazkan lusinan doa agar bisa menyusulmu ke sana Berharap udara membawa getaran kata-kata yang kita ucap Ke tempat yang lebih tinggi dari langit-langit putih yang kita tatap Bahu dan telinga kita telah sejajar. Memasrahkan lantai yang dingin mencerap sepasang airmata yang tak terdengar. Lalu kita sepakat bahwa hidup ini nyatanya tak jauh beda dengan aurora: Berputar indah tapi terpecah. Menyimpan warna yang tak pernah kita duga, pun lengkap dengan pilu yang luar biasa.. Tangerang, 2014.