Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Kelak.

Aku akan berdansa denganmu. Tanpa musik, tanpa lagu, tapi kaki kita selalu tau kemana harus melaju. Kelak. Selalu akan ada teh hangat yang menunggu pulangmu. Sore yang tak terlalu sore, dan gincuku yang membekas di punggung kanan tanganmu. Kelak. Terkadang kaca-kaca rumah kita kan bergetar, menahan geram dari geraham yang bergelutuk, mengutuk sebuah kesalahpahaman, tapi mengalahlah. Untuk memenangi damaiku lewat sebuah pelukan. Kelak. Baju-bajumu akan kulipat dengan lipatan yang tak sempurna (maaf aku tak pandai menyetrika) , tapi biarkan taat dan kesabaranku menggugahmu memaafkannya. Kelak. Aku akan menjahit ujung-ujung celanamu barang sedikit, lima sampai tujuh senti di atas mata kaki. Supaya kamu tak celaka, karena aku tahu tapi tak menyampaikan. Atau karena kamu tahu, tapi tak mengamalkan. Kelak. Aku akan -selalu- mencarimu. Seseorang yang tak merasa dirinya bersih, tapi termotivasi untuk membersihkan diri. Bersama. Berdua. Dan kelak. Jika memang kamu, maka Tuhan