Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Perempuan Yang Tak Kuasa Menatap Cinta Pertamanya

Ada perempuan yg tak kuasa menatap cinta pertamanya. Datang untuk melepas. Menuntun untuk merelakan. Aku tak pernah melihat keikhlasan yg luar biasa dari perempuan biasa yg menerima lelaki itu dengan hati terbuka. Lalu harus meninggalkan, karena ada lelaki lain yang bersedia menjadi penanggungnya. Hari hari yg berjuntai dari rangkakan kecil tergadai lewat suara keabsahan sepasang cinta yang belum dipertemukan. Kini dia terbungkuk menahan sengguk dan nafas yg tiba tiba naik ke tenggorokan. Bertahan agar ketegarannya tak pecah. Tapi lelaki itu menguatkan. Menahan rona wajahnya agar tak semakin merah. Mungkin memang harus seperti itu. Perihal prinsip bahwa lelaki tak boleh menangis, tak boleh kalah dengan sekedar bahagia nya yang teramat buncah. Selamat menempuh hidup baru, sahabatku. Jangan khawatir, akan ada banyak cinta disekeliling menjaga Bapak yg kau tinggalkan, untuk melayani suamimu dlm ketaatan. Jakarta 19 April 2015.