Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Sajak buat Chairil

: Terimakasih telah meciptakan 'Karawang-Bekasi' Sebait sebait aku mengeja sendu ini. Ketika itu kamu bicara padaku dalam hening di malam sepi Ya, dadaku kerap terasa hampa Dan beginiah aku yang menemuimu: apa adanya. Sebuah payah, sebuah gundah. Benar saja katamu, "Kami mati muda" Jiwa yang melayang tapi tidak untuk apa-apa Tak ada yang meneruskan. Tak ada yang menjaga. Aku pernah meneriakimu malam itu. Kepada langit, kepada dingin, kepada takut, kepada nasib yang -sebenarnya- tengah mengaduh-aduh. Dan benar lagi katamu, "Kami sekarang mayat" Tak ada yang mengenang Tak ada yang memberi arti. Entah sebab apa akupun merasakan pedih dalam puisimu itu. Bekasi, 2014

Tempat Tertinggi

Yang kita butuhkan hanyalah ruang untuk terpejam. Sebuah kamar, yang menghadap awan. Kita berdiri di sana. Berlatih untuk sebuah kompetisi basa basi. Ditemani jemuran, sebuah colokan, sedikit camilan, dan sekelumit candaan (yang tak ada habisnya). Menertawai apa saja yang terlintas. Mengganggu konsentrasi yang tidak tuntas. Karena -mungkin- kita sudah terlalu bosan mengeluh, Terlalu rela membiarkan sesal berlari jauh. Terlalu kenyang dengan rasa syukur yang jadi penawar paling ampuh. Lalu cahaya matahari pagi itu mampir Membuat bayanganmu serupa bagian dari karya yang tak kita duga. Bahwa hangat di tempat sesederhana ini yang membuat kita tidur nyenyak. Jauh, dari tempat kita biasa melambungkan mimpi di udara yang kita hirup sehari hari. Kita sepakat akan merindukan tempat ini. #RoofTop sebuah hotel. Semarang, 2014