Maya.

Mungkin ini juga sebuah ironi. Saat kita berkhayal bahwa kita membuat janji untuk bertamu pada masing-masing hati. Membicarakan malam sampai nyaris habis. Lalu bergelas-gelas teh yang kusiapkan kamu sruput tanpa bekas. Berharap gelap tak kan beranjak lekas-lekas..

Tapi kuingatkan ini hanyalah ironi. 
Karena pada kenyataannya di malam itu aku akan pergi sendiri. dan kamu juga akan pergi -entah dengan siapa-. Tak ada yang bertamu, tak ada yang bertemu. Dan kita tak pernah menjadi apa yang kita khayalkan tadi. Lalu kita tak kan saling mengabarkan sampai akhirnya kita saling merindukan (lagi).


Baru kali ini kutemukan sedih yang terkecap manis..

Komentar