Kepada pintu Yang Selalu Tertutup
Ada saja yang benci pada pagi. Tentang matahari,
begitu hangat tapi cuma kamuflase dari senyum senyum
di atas mangkuk mangkuk mi instan untuk sarapan.
Tentang jendela, dengan teralis coklat tua. Kokoh menjaga
tapi cuma tameng di mata tetangga.
Tentang anak yang tak lagi membereskan selimutnya, bukan malas
tapi memang sudah tak betah di dalam rumah.
Mulut mulut mata mata suara suara telinga telinga.
tak saling mendengar atau bicara.
Sebuah keadaan yang sejatinya sia sia.
begitu hangat tapi cuma kamuflase dari senyum senyum
di atas mangkuk mangkuk mi instan untuk sarapan.
Tentang jendela, dengan teralis coklat tua. Kokoh menjaga
tapi cuma tameng di mata tetangga.
Tentang anak yang tak lagi membereskan selimutnya, bukan malas
tapi memang sudah tak betah di dalam rumah.
Mulut mulut mata mata suara suara telinga telinga.
tak saling mendengar atau bicara.
Sebuah keadaan yang sejatinya sia sia.
Komentar
Posting Komentar