Tentang Spiritual



Suatu hari aku pernah menangis terseguk-seguk. Di dalam kamar, mempertanyakan bukti kesabaran. Mencari batasnya yang amat kabur, memendam amarah yang sudah sangat kuat membuncah.

Suatu hari aku pernah bersaksi kepada tembok-tembok yang diam, menggerutui keadaan. Mengungkapkan rasa sakit yang teramat pahit. Menuliskan apa saja, mengubur pedih lewat kata di atasnya.

“Aku tak pernah kecewa dengan segala keputusan Tuhanku..”

Aku tak pernah berburuk sangka dengan apa yang sudah Dia gariskan untuk aku lewati hari ini. Sekalipun harus hancur hatiku berkali-kali..
 -

Suatu malam aku pernah merasa sangat sangat rindu. Aku merasa ditarik. Seperti sebuah pertemuan yang sudah lama dijanjikan, aku datang dengan segala kealpaan. Canggung. Seperti dua orang yang sepakat jatuh cinta tanpa pernah bertemu sebelumnya. Lalu Dia seolah menurunkan tas punggungku yang berisi derita dan rasa payah, mendengarkan setiap bisik dan keluh kesah.

Resmi, airmataku pecah..
 -

Suatu malam aku pernah datang lagi, menemukan-Nya dalam diam yang Dia dengar. Mengheningkan pikiran. Berterimakasih, bahwa betapa sempurnanya resah yang dititipkan.
 -
 
 Lalu malam itu, seperti seorang bocah yang meminta hadiah, aku berharap bertemu Dia Yang Maha Pemurah: dalam Umrah.
-

Kemarin, adalah perjalanan yang luar biasa indah.

Komentar