Tiga Huruf Bermakna Seribu: #IBU

Sebesar dan setua apapun anak, tetap aja akan menjadi seorang 'anak' di mata ibunya: yang terkesan masih butuh dibuatkan susu pagi, beberapa helai pakaian dicuci, beberapa cemilan dibeli, beberapa pekerjaan rumah dikerjakan, beberapa kebutuhan dicukupkan. Padahal semua itu telah sanggup sendiri kulakukan.
-
Bertahun-tahun kuhapal dan kujadikan pelajaran segala bentuk kekurangannya sebagai manusia biasa, tapi nyatanya aku tak pernah berhasil menyelami sebegitu dalam relung cintanya, yang -mungkin- pernah kurusak dengan rasa kecewa di hatinya, atau tak sadar kusakiti dengan lidah yang membelati membasahi dua pipinya.
-
Lalu, setelah 9 hari di perantauan menemani, ia pulang dengan maksud kembali lagi. Menyisipkan sedikit hartanya di bilah tanganku setelah memeluknya yang akan pamit pergi. Ibuku, bukan tipe orang yang senang mengumbar rasa sayang, tapi seberat apapun ia akan selalu berusaha membahagiakan. 
-
Sembilan bulan aku memapah jiwa baru di dalam badan, baru kini aku tahu bagaimana mencintai rasa sakit dan kelelahan. Baru aku paham bahwa segenap diriku telah lama rela untuk berkenalan dengan segala patah hati di hari depan. Bahwa ternyata sepenuh hati aku telah bersiap menerima segala betuk ketidakterimaan, kelak dari putriku, entah di umur berapa.
-
Kalau bukan karena Tuhan menitipkan sesosok perempuan seperti Ibuku,
tak kan aku tau bagaimana cinta yang sempurna itu.  

Komentar