Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

#UdahMauLulus

Baru.  Kali.  Ini.  Gue.  (Sangat).  Rindu.  Jurusan . . .

Resah~

Gambar
Malam ini, mungkin sudah hampir 17 kali, mengulang lagu ini.. Resah. Song : Is  Lyric : Ketjak "Aku ingin berjalan bersamamu Dalam hujan dan malam gelap Tapi aku tak bisa melihat matamu Aku ingin berdua denganmu Diantara daun gugur Aku ingin berdua denganmu Tapi aku hanya melihat keresahanmu Aku menunggu dengan sabar Diatas sini melayang-layang Tergoyang angin , menantikan tubuh itu...   Aku ingin berdua denganmu Diantara daun gugur Aku ingin berdua denganmu Tapi aku hanya melihat keresahanmu..."       Payung Teduh. Benar-benar meneduhkan.. :)

Yang Terasa Entah..

Suatu malam kita pernah mendongengkan rindu. Seperti detik yang mengayun dinding kamarku. Tak terlihat, tapi kita tersipu sesaat. Padahal kita bukanlah apa atau siapa. Bahkan rindu ini tak berdasar adanya. Kemudian kita saling tanya tentang cemburu. Yang tak mengobati setiap rasa ingin tau. Kita yang tak bernama. Yang sesungguhnya tak pelak menjadi rasa. Seperti entah yang diutarakan lewat sebuah pesan sembarangan. Bahwa hati kita belum benar-benar sepenuhnya bergandengan.

Payung Teduh - Berdua Saja

Gambar

Yes. Im a Teacher :)

Tiba-tiba pengen nge-share lagi tentang cita-cita gue menjadi guru. how i love to teach!! bahasa inggrisnya bener gak yah.. bodo deh. hehe.. Sometime, ada aja yg suka nanya, "Ratih kuliah dimana..? jurusan apa..?". Dengan tulus dan ikhlas gue jawab "di U eN Jeh.. ngambil seni rupa..". Dan dengan sangat hapal dilaog selanjutnya pasti seperti ini, "Wah jadi guru dong yah, ngegambar-gambar doang mah gampang ya, Ratih kan jago gambar.." . Sampe di sini, sejujurnya gue males nerusin dialog kaya gini. Apalagi beberapa orang ada aja yang kadang menambahkan percakapan kurang penting seperti, "Kenapa ga ngambil ekonomi, atau apa gitu, Ratih kan pinter.." ,,  *buru buru nutup telpon* - - FYI, seni itu bukan hal yang gampang. dan kepinteran itu tidak hanya dibutuhkan untuk hal-hal berbau ekonomi de el el itu aja. Apapun itu, pasti butuh niat dan kepinteran. Pun pilihan yg gue jatuhkan saat ini juga atas dasar niat dan kepinteran. Gila aja kalo jadi guru...

Ahh!!

Ada yang tengah menemukanmu berdiri mencari cari. Menari mengganggu perasaan yang belum sempat disemai.  Mengapa kita sering merendah. Mengapa kita cepat sekali kalah. Lalu kita lelah. Padahal ini sangat salah.  Dan Ahh!! Aku tak bisa mengaku.  Kamu itu penjual rindu. Aku sang pembeli tabu. Kita kaku.  Tapi dialog ini masih terjaga abu-abu. -- Kamu terasa seperti bedebah.  Seperti malam yang sudah-sudah.  Terserahlah!

Ohh No!

Tiba-tiba foto-foto yg masih kesimpen di dalem memory card ilang semua. Entah keapus atau diapus bokap waktu pergi ke Kalimantan. Dan itu sangat berhasil banget merubah mood belajar gue malam ini... (˘̶̀˘̩̩̩• ̯•˘̶́˘̩̩̩)

Sebuah AMAZING dengan Huruf Besar.

Bismillahirrahmanirrahiim. Hari ini ngepost pake bismillah dulu. soalnya cerita yg mau diposting cukup menarik dan religi menurut gue. hehe kelamaan aca ucu deh.. Tadi dikampus sempet ngobrol sama salah satu temen cowo yg agak linglung nentuin tema penelitiannya. dia tadi pake baju batik warna item, mukanya muka bingung mirip bgt raditya dika. Dia baru pulang ngajar. EEEHhhh bukan ini bukan ini yg mau gue ceritainnn!!! -__-'' Jadi, lelaki yg gue deskripsiin di atas sedang ga ada kerjaan, akhirnya dia ngajak ngobrol gue yg lagi bingung bikin proposal penelitian.. (makasih banyak ya teman, kerjaan gue gak kelar kelar..). Cerita ini dan itu sampe dia bertanya ke gue ; "Lo pernah baca-baca buku tentang akhirat gitu gak, tih..?" Sejenak gue berenti ngebrowsing. Gue berfikir ini akan jadi cerita yg menarik. "Pernah sih, tapi ga banyak.." jawab gue sekenanya. Air mukanya sedikit berubah,. Gue kira dia mau kentut. Ternyata dia sedang bersiap-sia...

Aku dengan segenap kebencianku.

Aku benci saat ini. Saat malam-malam ku (kini) lebih banyak berpapasan dengan spasi. Aku tak menyangka aku bisa merasa sebenci ini. Kata-kata klasik justru malah banyak berteduh di bawah rasa sepi.  Waktu.  Rindu.  Aroma yang bertahun-tahun tersimpan di saku kemejamu. Di lipatan jilbabku. Di sekat lelah perjalanan malam kita. Diantara gedung-gedung dan bulan yang tak lagi bertegur sapa. Aku sedang sangat ingin bersandar dibahumu. Untuk sekedar tahu kamu tak kan pergi jauh. Dan aku benci itu.

No One Recipient.

Satu hari nanti kita akan lenyap. Mungkin dimakan senyap, atau telah lama merasa pengap. Kita ini bukan aku. Bukan kamu. Kita ini sebuah kata 'ada' yang tak berimbuh. Seperti rasa yang lekat, yang jauh tapi dekat.. Kita ini sakit yang diperlambat, seperti airmata yang -sementara- disumbat. Kita ini serupa semiotika. Sejenis tanda yang masih diraba-raba. Kita ini bukan aku. Bukan kamu. Tapi mungkin seperti warna yang tak direka, diantara ungu atau magenta...

Walk For Autism #2 (in BW Photo)

Gambar

Walk For Autism #1

Gambar
Dijaga Ketat Angan Rollerblade way Supporter Steps

Maya.

Mungkin ini juga sebuah ironi. Saat kita berkhayal bahwa kita membuat janji untuk bertamu pada masing-masing hati. Membicarakan malam sampai nyaris habis. Lalu bergelas-gelas teh yang kusiapkan kamu sruput tanpa bekas. Berharap gelap tak kan beranjak lekas-lekas.. Tapi kuingatkan ini hanyalah ironi.  Karena pada kenyataannya di malam itu aku akan pergi sendiri. dan kamu juga akan pergi -entah dengan siapa-. Tak ada yang bertamu, tak ada yang bertemu. Dan kita tak pernah menjadi apa yang kita khayalkan tadi. Lalu kita tak kan saling mengabarkan sampai akhirnya kita saling merindukan (lagi). Baru kali ini kutemukan sedih yang terkecap manis..